Jumat, 17 Mei 2013

contoh makalah lipid



BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
        Kita butuh makan setiap hari. Ini disebabkan karena tubuh kitamemerlukan asupan nutrisi. Makanan merupakan salah satu sumber asupan nutrisi tersebut. Namun makanan yang kita makan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda beda dengan kadar yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan kita tidak dapat mengonsumsi makanan satu jenis saja. Kita harus memadukan beberapa jenis makanan ke dalam menu makan kita.. Begitu juga dengan dengan makanan ringan yang memiliki kandungan nutrisi yang tidak begitu banyak. Kita tahu bahwa nutrisi yang kita perlukan banyak sekali jumlahnya. Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan,hewan, dan manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larutdalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti hidrokarbon ataudietil eter (Jatilaksono, 2007).
                 Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam lemak atau gliserol.
                 Lipid merupakan konstituen diet penting bukan hanya karena nilai energinya yang tinggi melainkan juga karena adanya vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial di dalam makanan  alami. (Murray dkk, 2003)
     Beberapa senyawa lipid memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup mahluk hidup misalnya hormon, garam empedu, kolesterol, dan sejenisnya. Di dalam tubuh, lipid mengalami beberapa proses yaitu proses pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi lipid yang berperan dalam kelangsungan hidup manusia.. Sejalan dengan itu, lipid memiliki beberapa hal yang urgen bagi tubuh. Salah satunya adalah lipid dalam bentuk lemak. Namun, kelebihan dalam mengkonsumsi lemak dapat juga menyebabkan timbulnya penyakit. Oleh karena, itu kita perlu mengetahui apa dan bagaimana lipid itu.

1.2     Rumusan Masalah
                 Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan adalah :
1.         Apa definisi lipid?
2.         Bagaimana kebutuhan lemak bagi tubuh?
3.         Bagaimana proses pencernaan lipid di dalam tubuh?
4.         Bagaimana proses penyerapan lipid di dalam tubuh?
5.         Bagaimana proses transportasi lipid di dalam tubuh?
6.         Bagaimana proses eksresi lipid di dalam tubuh?
7.         Apa utillisasi lipid bagi tubuh?
8.         Apa itu obesitas sebagai dampak kelebihan kandungan lemak pada tubuh?

1.3     Tujuan Penulisan
     Makalah ini bertujuan untuk :
1.         Mengetahui lipid.
2.         Mengetahui kebutuhan lipid bagi tubuh.
3.         Mengetahui proses pencernaan lipid di dalam tubuh.
4.         Mengetahui proses penyerapan lipid di dalam tubuh.
5.         Mengetahui proses transportasi lipid di dalam tubuh.
6.         Mengatahui proses ekskresi lipid di dalam tubuh.
7.         Mengetahui utilisasi lipid bagi tubuh.
8.         Untuk mengetahui obesitas sebagai dampak kelebihan lemak dalam tubuh

1.4     Manfaat Penulisan
     Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Memberikan pengetahuan tentang lipid dan beberapa hal yang menyangkut hal-hal tentang lipid.
2.         Memberikan pengetahuan tentang dampak dari kelebihan lemak di dalam tubuh.
3.         Memberikan konstribusi sebagai materi tambahan dalam mata kuliah ilmu gizi.









BAB II
KAJIAN TEORI
2.1   Definisi Lipid
                 Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
                 Lipid adalah suatu senyawa yang bersifat hidrofobik, terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi dari materi hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform, benzena dan etil eter. (Murray dkk, 2003)
                 Lipid merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang lebih berkerabat karena sifat fisiknya disbanding sifat kimianya. Kelompok ini mempunyai sifat umum, yaitu :
1.      Relatif tidak larut dalam air.
2.      Larut di dalam pelarut non polar, seperti eter, kloroform, serta benzene.
                 Dengan demikian, kelompok lipid mencakup lemak, minyak, mala (wax) dan senyawa-senyawa lain yang berhubungan.
                 Klasifikasi lipid berikut ini merupakan hasil modifikasi klasifikasi Bloor :
1.      Lipid Sederhana : Ester asam lemak dengan berbagai alkohol
a.          Lemak       : Ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam keadaan cair dikenal dengan minyak.
b.         Malam       :  Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berbobot molekul lebih tinggi.
2.      Lipid Kompleks : Ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus lain di samping alkohol dan asam lemak.
a.       Fosfolipid        : Kelompok lipid, yang selain mengandung asam lemak dan alkohol, juga mengandung residu asam fosfat. Lipid ini sering mempunyai basa yang mengandung nitrogen dan subtituen lain, misal pada gliserofosfolipid, alkohol yang dimilikinya adalah gliserol, dan alcohol pada sfingofosfolipid adalah sfingosin.
b.      Glikolipid (glikosfingolipid) : kelompok lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin dan karbohidrat.
c.       Lipid kompleks lain : lipid seperti sulfolipid dan amino-lipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kategori ini.
3.      Prekusor dan derivate lipid : kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid, senyawa alkohol selain gliserol serta sterol, aldehid lemak, dan badan keton, hidrokarbon, vitamin larut-lemak, serta berbagai hormon.
           Karena tidak bermuatan, agliserol (gliserida), kolestrol dan ester kolestril dinamakan lipid netral.

2.2   Kebutuhan Lemak Bagi Tubuh
                  Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak jenuh ganda.konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300mg per hari (Yuniastuti,2008).
                  Depkes RI menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi per hari (Sayogo, 2006).
                  Berdasarkan PUGS, konsumsi lemak dan minyak dibatasi sampai seperempat dari kecukupan energi Kisarannya 10 – 25 % atau 3-4 sdm minyak per hari. Untuk bayi dan anak sebanyak 30–35% dari total kebutuhan kalori. komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah: 2 bagian makanan yang mengandung sumber lemak nabati, dan 1 bagian dikonsumsi mengandung sumber lemak hewani. DHA dan ARA merupakan asam lemak yang sangatdibutuhkan bayi untuk pembentukan otak, jaringan saraf, jaringan penglihatan, dan membantu pembentukan system imun pada bayi. Asupan lemak dalam menu hariannya juga berisiko kekurangan semua golongan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,dan K).
                  Sebagai indikator, untuk mengukur jumlah kandungan lemak dalam tubuh seimbang, dapat dilakukan dengan cara berikut :
1)         Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
2)         BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
3)         DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
                 Dua cara berikut lebih sederhana dan tidak rumit:
1)      Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
2)      Bioelectric impedance analysis (analisis tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisis.
BMI
Klasifikasi
< 18.5
berat badan di bawah normal
18.5–24.9
Normal
25.0–29.9
normal tinggi
30.0–34.9
Obesitas tingkat 1
35.0–39.9
Obesitas tingkat 2
≥ 40.0
Obesitas tingkat 3
     Pengukuran berat badan menurut WHO (2010) dapat dilakukan dengan membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Hal ini dinamakan dengan Indeks Masa Tubuh ( IMT).
  BMI :  

dimana b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam meter.


2.3    Definisi Pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi
                 Pencernaan adalah proses penguraian di mana makanan yang memiliki struktur kompleks diubah menjadi satuan-satuan yang lebih kecil yang dapat diserap, oleh enzim-enzim yang dihasilkan di dalam system pencernaan. Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh zat lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat penyerap. Transportasi adalah proses pengangkutan zart-zat oleh darah di dalam tubuh. Ekskresi adalah pengeluaran zat-zat sisa metabolisme tubuh yang sudah tidak berguna bagi tubuh, misal : urine dan keringat.
                       







BAB III
PEMBAHASAN
3.1     Pencernaan Lipid
3.1.1  Mulut
                 Secara singkat proses pencernaan lemak sudah dimulai dari mulut, yakni dengan dikeluarkannya enzim lingual lipase yang akan memecah sebagian kecil lemak ke dalam komponen yang lebih sederhana. Saat memasuki esofagus, lemak dalam bolus akan dilembekkan dengan suhu esofagus. Kemudian lemak akan masuk ke lambung dan dimulailah pencernaan yang sesungguhnya.
3.1.2  Lambung
     Lambung mensekresikan getah lambung yaitu cairan jernih bewarnakuning pucat yang mengandung HCL 0,2-0,5% dengan pH sekitar 1,0.Getah lambung terdiri atas 97-99% air. Sisanya berupa musin (lendir)serta garam anorganik dan enzim pencernaan yaitu, pepsin renin sertalipase. Enzim lipase inilah yang akan mencerna makanan yangmengandung lemak.Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkanmassa lemak yang berasal dari makanan den proses emulsifikasinyaterjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung menyekresikanlipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan lipaseprodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaanlemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asamlemak rantai pendek. Sedanga, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan1,2-diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisisutamanya. Enzim ini hancur pada pH rendah, tetapi bekerja aktif
     Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal dari makanan den proses emulsifikasinya terjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung menyekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan lipase prodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaan lemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asam lemak rantai pendek. Sedangkan, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan 1,2-diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisis utamanya. Enzim ini hancur pada pH rendah, tetapi bekerja aktif setelah makan karena kerja pendaparan yang dimiliki protein makanan di dalam lambung. Nilai optimum pH yang dimiliki cukup luas yaitu sekitar 3,0-6,0.
     Lipase prodeudenal berperan penting selama periode neonatal, yaitu pada seaat aktivitas lipase pankreas masih rendah sementara lemak susu harus dicerna. Akibat waktu retensi selama 2-4 jam di dalam lambung, sekitar 30% triasilgliserol makanan dapat diserap pada selang waktu tersebut, sebaian besar pada satu jam pertama. Lemak susu mengandung asam lemak rantai sedang dan pendek yang cenderung mengalami esterifikasi pada posisi sn-3. Oleh sebab itu, lemak susu merupakan substrat yang baik bagi enzim lipase gastrik. Asam lemak hidrofilik rantai pendek dan sedang yang dilepas akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke vena porta, sementara asam lemak rantai panjang larut di dalam droplet lemak dan terus melintas ke deudenum.
3.1.3  Usus Halus
     Asam lemak rantai panjang yang tidak diserap oleh dinding lambung akan melintas menuju ke deudenum bersama dengan kimus (isi lambung) yang lainnya. Setelah masuk ke deudenum, isi lambung akan diemulsikan dengan garam empedu dan getah pankreas yang disekresikan masing-masing dari empedu dan dari pankreas. Di dalam usus inilah ynag nantinya akan menguraikan asam lemak yang belum dapat diabsorbsi sehingga nantinya sapat diabsorbai di lumen usus.
     Lipase pankreas mula-mula akan menyerang hubungan (link) esrer primer triasilgliserol. Lipase pankreas bekerja pada antarmuka (interface) air minyak droplet lipid yang teremulsi halus dan terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam usus adanya produk hasil kerja lipase lingual dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam getah pankreas), fosfolipid, dan fosfolipase A2 (juga terdapat dalam getah pankreas).
     Kemunculan asam-asam lemak bebas akibat kerja lipase lingual dan gastrik memfasilitasi hidrolisis oleh lipase pankreas, khususnya hidrolisis triasilgliserol susu. Fosfolipase A2 dan kolipase disekresikan dalam bentuk–pro dan membutuhkan pengaktifan ikatan peptida spesifik oleh hidrolisis triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan pengeluaran pentapeptida dari ujung terminal amino. Pentaamino inilah yang bekerja sebagai sinyal atas rasa kenyang untuk lipid dan diberi nama enterostatin.
     Karena sulitnya ikatan ester sekunder di dalam triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase pankreas, pencernaan triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran bagian terminal asam lemak untuk mrnghasilkan 2-monoasilgliserol. Mengingat bagian asam lemak ini berangkai melalui suatu ikatan ester sekunder, agar terjadi hidrolisis sempurna, pengeluarannya memerlukan reaksi isomerasi menjadi ikatan ester primer. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang berjalan cukup lambat, akibatnya 2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama dari pencernaan triasilgliserol dan hanya seperepmat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
3.1.4  Usus Besar
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan melalui feses.
Saluran Pencernaan
Proses Pencernaan
1. Mulut
Bercampur dengan kelenjar ludah yang mengandung enzim lipase lingual

2. Esofagus
Tidak ada pencernaan

3. Lambung
·  Lipase lingual memulai hidrolisis terbatas: trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak
Lemak susu lebih banyak dihidrolisis
Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam jumlah terbatas

4. Usus Halus
Bahan empedu mengemulsi lemak.
Lipase dari pangkreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, asam lemak dan gliserol
Fosfolipase dari pancreas menghidrolisis fosfolipid menjadi asam lemak dan lisofosfogliserida.
Kolesterol esterase dari pancreas menghidrolisis ester kolesterol

5. Usus Besar
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan melalui feses

Tabel : Proses Pencernaan Lipid

3.2     Penyerapan Lipid
                 Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.

Hasil Pencernaan Lipid
Absorpsi
Gliserol
Asam lemak rantai pendek (C4-6)
Asam lemak rantai menengah (C8-10)

Diserap langsung ke dalam darah

Asam lemak rantai panjang
Monogliserida

Diubah menjadi trigliserida di dalam sel-sel usus halus
Trigliserida
Kolesterol
Fosfolipida
Membentuk kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke dalam darah
Tabel : Penyerapan Lipid

3.3     Transportasi Lipid
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu
a.       Kilomikron
          Merupakan transport lemak dari mukosa usus ke jaringan. Pemecahan dibantu enzim lipase lipoprotein. kilomikron dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak selanjutnya masuk ke otot untuk dimanfaatkan energinya atau disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa.
b.      VLDL (very low – density lypoproteins)
                Merupakan transport lemak dari hati ke jaringan. VLDL mengalami pengubahan menjadi LDL. Asam lemak masuk ke otot dan jaringan adiposa sedangkan gliserol dan LDL kembali ke hati.
c.        LDL (low – density lypoproteins)
          Berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer.

d.      HDL (high – density lypoproteins)
                Merupakan transport fosfolipid da kolesterol ke hati. HDL adalah lipoprotein yang bersirkulasi secara kontinyu. HDL mengandung suatu enzim yang mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesterol.
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

3.4     Ekskresi Lipid
     Sebagian besar orang dewasa dapat mencerna dan mengabsorbsi lemak hingga 95%, sisanya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Garam empedu yang sususannya terdiri dari kolestrol di dalam usus halus dapat diserap oleh jenis serat tertentu yang selanjutnya akan ikut dikeluarkan melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar kolestrol darah.

3.5   Utilisasi Lipid
                      Fungsi Lemak bagi Tubuh :
     Sebagai komponen dasar dari membran sel.
     Sebagai sumber energi yang lebih efektif disbanding karbohidrat dan protein (9:4)
     Menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi.
     Lemak khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial, (spt linoleat, lenolenat dan arakidonat),
      Berperan sebagai sumber seakligus pelarut/alat angkut bagi vitamin A, D, E dan K.
     Sebagai cadangan energi,
     Keberadaan simpanan lemak dapat sebagai pelindung organ penting,
     Keberadaan lemak bawah kulit melindungi thd perubahan suhu luar mendadak & dari kehilangan panas yang tidak terduga.


     Fungsi Lemak dalam Pangan :
     Media penghantar panas, seperti: minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin.
            Menambah kalori (padat gizi/energi)
     Memperbaiki tektur dan cita rasa.
     Selama proses pencernaan, lemak meninggalkan perut lebih lambat dibanding karbohidrat dan protein sehingga menangguhkan rasa lapar dan menyebabkan rasa puas pada seseorang.

3.6     Obesitas (Dampak Kandungan Lemak yang berlebih di dalam Tubuh)
                 Obesitas adalah keadaan kesehatan dan status gizi dengan akumulasi lemak tubuh berlebihan disertai risiko kelainan patologis yang multiorgan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpanenergi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkanpria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badanadalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.  Berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 1998, dinyatakan berat badan lebih bila IMT 25,0–29,9 kg/m2 dan obesitas bila IMT ≥30,0 kg/m2. Hal ini lebihdirinci sebagai berikut:
1.    obesitas ringan IMT 30,0–34,9
2.    obesitas sedang IMT 35,0–39,9
3.    obesitas berat (morbid) IMT ≥40,0 kg/m2

3.6.1  Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh
a.          Obesitas Tipe Buah Apel
                 Pada pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dandi rongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul di rongga perut, obesitas tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai obesitas tipe android.
b.         Obesitas Tipe Buah Pear
                 Kelebihan lemak pada wanita disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha, sehingga tubuhberbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak berkumpul dipinggir tubuh yaitu di pinggul dan paha, obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak terdapat padawanita disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid.  

3.6.2  Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a.          Obesitas Tipe Hyperplastik
                 Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaannormal, tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Obesitas ini biasa terjadi pada masa anak-anak.
b.         Obesitas Tipe Hypertropik
                 Obesitasterjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkankeadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.Obesitas tipe ini terjadi pada usia dewasa, Upaya untuk menurunkanberat badan lebih mudah dibandingkan tipe hyperplastik.
c.          Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
     Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami hypertropik, obesitas ini dimulai pada anak-anakdan berlangsung terus sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit.

3.6.3  Gejala Terjadinya Obesitas
                 Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
     Obesitas juga dapat meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti, Penyakit Jantung Koroner, tekanan Darah Tinggi, Diabetes Melitus (tipe 2) Gangguan Pernapasan Stroke.

3.6.4  Faktor Penyebab Obesitas
                 Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor :
a.       Faktor Makanan
                 Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan disimpan, Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah diuraikan diatas.
b.      Faktor Keturunan
                 Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas terjadi karena faktor interaksi gen dan lingkungan.
c.       Faktor Hormon
                 Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energi akan berkurang.
d.      FaktorPsikologis
                 Pada beberapa individu akan makan lebih banyak dari biasa bila merasa diperlukan suatu kebutuhan khusus untuk keamanan emosional (security food).
e.       Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat
                 Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik.
f.       Pemakaian  Obat-Obatan
                 Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya obat kontrasepsi.





BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
                 Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa,  lipid adalah senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Lipid mempunyai hal-hal yang urgen dalam tubuh manusia untuk melangsungkan hidupnya. Di dalam melakukan perannya, lipid mengalami beberapa proses, diantaranya pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas lemak tidak hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan. Namun, sejalan dengan itu kelebihan kandungan lemak dalam tubuh dapat menimbulkan gejala negatif bagi tubuh salah satunya adalah obesitas. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam tubuh harus diseimbangkan dengan beberapa alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.

4.2   Saran
                 Penulis menyarankan kepada pembaca agar menjaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Karena ketika nutrisi yang masuk di dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka akan berdampak pada tubuh. Selain itu, senantiasa untuk mengontrol berat badan untuk mengantisipasi gejala obesitas. Ciptakanlah gaya hidup dan pola makan yang sehat untuk kehidupan yang sehat.















DAFTAR PUSTAKA

Sherwood Laralee. 2007. Fisiologi Manusia : Dari sel ke sistem. ECG:Jakarta
Murray K Robbert. 2003. Biokimia Harper. ECG: Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar