BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kita butuh makan setiap
hari. Ini disebabkan karena tubuh kitamemerlukan asupan nutrisi. Makanan
merupakan salah satu sumber asupan nutrisi
tersebut. Namun makanan yang kita makan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda
beda dengan kadar yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan kita tidak dapat mengonsumsi makanan satu jenis saja.
Kita harus memadukan beberapa jenis makanan ke dalam menu makan kita..
Begitu juga dengan dengan makanan ringan yang memiliki kandungan nutrisi
yang tidak begitu banyak. Kita tahu bahwa nutrisi yang kita perlukan banyak
sekali jumlahnya. Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan,hewan, dan manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia
adalah lipid. Lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak
larutdalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti hidrokarbon
ataudietil eter (Jatilaksono, 2007).
Pada komponen-komponen dari lipid
dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik
yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang terbentuk dari asam
lemak atau gliserol.
Lipid
merupakan konstituen diet penting bukan hanya karena nilai energinya yang
tinggi melainkan juga karena adanya vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial
di dalam makanan alami. (Murray dkk,
2003)
Beberapa
senyawa lipid memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup
mahluk hidup misalnya hormon, garam empedu, kolesterol, dan sejenisnya. Di
dalam tubuh, lipid mengalami beberapa proses yaitu proses pencernaan,
penyerapan, transportasi dan ekskresi lipid yang berperan dalam kelangsungan
hidup manusia.. Sejalan dengan itu, lipid memiliki beberapa hal yang urgen bagi
tubuh. Salah satunya adalah lipid dalam bentuk lemak. Namun, kelebihan dalam
mengkonsumsi lemak dapat juga menyebabkan timbulnya penyakit. Oleh karena, itu
kita perlu mengetahui apa dan bagaimana lipid itu.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dikemukakan adalah :
1.
Apa
definisi lipid?
2.
Bagaimana
kebutuhan lemak bagi tubuh?
3.
Bagaimana
proses pencernaan lipid di dalam tubuh?
4.
Bagaimana
proses penyerapan lipid di dalam tubuh?
5.
Bagaimana
proses transportasi lipid di dalam tubuh?
6.
Bagaimana
proses eksresi lipid di dalam tubuh?
7.
Apa
utillisasi lipid bagi tubuh?
8.
Apa
itu obesitas sebagai dampak kelebihan kandungan lemak pada tubuh?
1.3
Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
lipid.
2.
Mengetahui
kebutuhan lipid bagi tubuh.
3.
Mengetahui
proses pencernaan lipid di dalam tubuh.
4.
Mengetahui
proses penyerapan lipid di dalam tubuh.
5.
Mengetahui
proses transportasi lipid di dalam tubuh.
6.
Mengatahui
proses ekskresi lipid di dalam tubuh.
7.
Mengetahui
utilisasi lipid bagi tubuh.
8.
Untuk
mengetahui obesitas sebagai dampak kelebihan lemak dalam tubuh
1.4
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan
pengetahuan tentang lipid dan beberapa hal yang menyangkut hal-hal tentang
lipid.
2.
Memberikan
pengetahuan tentang dampak dari kelebihan lemak di dalam tubuh.
3.
Memberikan
konstribusi sebagai materi tambahan dalam mata kuliah ilmu gizi.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Lipid
Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat
tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut
lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol
panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
Lipid adalah suatu senyawa yang bersifat
hidrofobik, terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi dari
materi hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform, benzena
dan etil eter. (Murray dkk, 2003)
Lipid
merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang lebih berkerabat karena sifat
fisiknya disbanding sifat kimianya. Kelompok ini mempunyai sifat umum, yaitu :
1. Relatif
tidak larut dalam air.
2. Larut
di dalam pelarut non polar, seperti eter, kloroform, serta benzene.
Dengan
demikian, kelompok lipid mencakup lemak, minyak, mala (wax) dan senyawa-senyawa
lain yang berhubungan.
Klasifikasi lipid berikut ini
merupakan hasil modifikasi klasifikasi Bloor :
1. Lipid
Sederhana : Ester asam lemak dengan berbagai alkohol
a.
Lemak :
Ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam keadaan cair dikenal dengan
minyak.
b.
Malam : Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat
berbobot molekul lebih tinggi.
2.
Lipid Kompleks : Ester asam lemak yang mengandung
gugus-gugus lain di samping alkohol dan asam lemak.
a.
Fosfolipid :
Kelompok lipid, yang selain mengandung asam lemak dan alkohol, juga mengandung
residu asam fosfat. Lipid ini sering mempunyai basa yang mengandung nitrogen
dan subtituen lain, misal pada gliserofosfolipid, alkohol yang dimilikinya
adalah gliserol, dan alcohol pada sfingofosfolipid adalah sfingosin.
b.
Glikolipid (glikosfingolipid) : kelompok lipid yang
mengandung asam lemak, sfingosin dan karbohidrat.
c.
Lipid kompleks lain : lipid seperti sulfolipid dan
amino-lipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kategori ini.
3.
Prekusor dan derivate lipid : kelompok ini mencakup
asam lemak, gliserol, steroid, senyawa alkohol selain gliserol serta sterol,
aldehid lemak, dan badan keton, hidrokarbon, vitamin larut-lemak, serta
berbagai hormon.
Karena
tidak bermuatan, agliserol (gliserida), kolestrol dan ester kolestril dinamakan
lipid netral.
2.2 Kebutuhan Lemak Bagi Tubuh
Kebutuhan
lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak
sebanyak 15-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah
ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan
vitamin larut lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling
banyak 10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari
lemak tidak jenuh ganda.konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah ≤ 300mg per
hari (Yuniastuti,2008).
Depkes RI
menganjurkan untuk mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi per hari
(Sayogo, 2006).
Berdasarkan PUGS,
konsumsi lemak dan minyak dibatasi sampai seperempat dari kecukupan energi
Kisarannya 10 – 25 % atau 3-4 sdm minyak per hari. Untuk bayi dan anak sebanyak
30–35% dari total kebutuhan kalori. komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan
adalah: 2 bagian makanan yang mengandung sumber lemak nabati, dan 1 bagian
dikonsumsi mengandung sumber lemak hewani. DHA dan ARA merupakan asam lemak
yang sangatdibutuhkan bayi untuk pembentukan otak, jaringan saraf, jaringan
penglihatan, dan membantu pembentukan system imun pada bayi. Asupan lemak dalam
menu hariannya juga berisiko kekurangan semua golongan vitamin yang larut dalam
lemak (A,D,E,dan K).
Sebagai indikator, untuk mengukur jumlah kandungan lemak dalam
tubuh seimbang, dapat dilakukan dengan cara berikut :
1)
Underwater
weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak
tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
2)
BOD POD
merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang
memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak
tubuh.
3)
DEXA
(dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X
digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
Dua cara berikut lebih
sederhana dan tidak rumit:
1) Jangka
kulit,
ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu
alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
2) Bioelectric impedance analysis
(analisis tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan
sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu
dianalisis.
BMI
|
Klasifikasi
|
< 18.5
|
berat badan di bawah normal
|
18.5–24.9
|
Normal
|
25.0–29.9
|
normal tinggi
|
30.0–34.9
|
Obesitas tingkat 1
|
35.0–39.9
|
Obesitas tingkat 2
|
≥ 40.0
|
Obesitas tingkat 3
|
Pengukuran
berat badan menurut WHO (2010) dapat dilakukan dengan membagi berat badan
dengan tinggi badan kuadrat. Hal ini dinamakan dengan Indeks Masa Tubuh ( IMT).

BMI : 

2.3 Definisi Pencernaan,
penyerapan, transportasi dan ekskresi
Pencernaan adalah proses
penguraian di mana makanan yang memiliki struktur kompleks diubah menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil yang dapat diserap, oleh enzim-enzim yang
dihasilkan di dalam system pencernaan. Absorpsi adalah proses penyerapan suatu zat oleh
zat lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat
penyerap. Transportasi adalah
proses pengangkutan zart-zat oleh darah di dalam tubuh. Ekskresi adalah pengeluaran
zat-zat sisa metabolisme tubuh yang sudah tidak berguna bagi tubuh, misal :
urine dan keringat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pencernaan Lipid
3.1.1 Mulut
Secara singkat proses
pencernaan lemak sudah dimulai dari mulut, yakni dengan dikeluarkannya enzim
lingual lipase yang akan memecah sebagian kecil lemak ke dalam komponen yang
lebih sederhana. Saat memasuki
esofagus, lemak dalam bolus akan dilembekkan dengan suhu esofagus. Kemudian
lemak akan masuk ke lambung dan dimulailah pencernaan yang sesungguhnya.
3.1.2 Lambung
Lambung
mensekresikan getah lambung yaitu cairan jernih bewarnakuning pucat yang
mengandung HCL 0,2-0,5% dengan pH sekitar 1,0.Getah lambung terdiri atas 97-99%
air. Sisanya berupa musin (lendir)serta garam anorganik dan enzim pencernaan
yaitu, pepsin renin sertalipase. Enzim lipase inilah yang akan mencerna makanan
yangmengandung lemak.Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkanmassa
lemak yang berasal dari makanan den proses emulsifikasinyaterjadidenagn bantuan
kontraksi peristaltik. Lambung menyekresikanlipase lambung (lipase gastrik)
yang pada manusia merupakan lipaseprodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik
memulai pencernaanlemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung
asamlemak rantai pendek. Sedanga, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh
rantai panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan1,2-diasilgliserol
dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisisutamanya. Enzim ini hancur
pada pH rendah, tetapi bekerja aktif
Panas lambung merupakan faktor
penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal dari makanan den proses
emulsifikasinya terjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung
menyekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan
lipase prodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaan lemak
dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asam lemak rantai pendek.
Sedangkan, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk
terutama asam lemak bebas dan 1,2-diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester
sebagai tempat hidrolisis utamanya. Enzim ini hancur pada pH rendah, tetapi
bekerja aktif setelah makan karena kerja pendaparan yang dimiliki protein
makanan di dalam lambung. Nilai optimum pH yang dimiliki cukup luas yaitu
sekitar 3,0-6,0.
Lipase prodeudenal berperan
penting selama periode neonatal, yaitu pada seaat aktivitas lipase pankreas
masih rendah sementara lemak susu harus dicerna. Akibat waktu retensi selama
2-4 jam di dalam lambung, sekitar 30% triasilgliserol makanan dapat diserap
pada selang waktu tersebut, sebaian besar pada satu jam pertama. Lemak susu
mengandung asam lemak rantai sedang dan pendek yang cenderung mengalami esterifikasi
pada posisi sn-3. Oleh sebab itu, lemak susu merupakan substrat yang baik bagi
enzim lipase gastrik. Asam lemak hidrofilik rantai pendek dan sedang yang
dilepas akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke vena porta, sementara
asam lemak rantai panjang larut di dalam droplet lemak dan terus melintas ke
deudenum.
3.1.3
Usus Halus
Asam lemak rantai panjang yang
tidak diserap oleh dinding lambung akan melintas menuju ke deudenum bersama
dengan kimus (isi lambung) yang lainnya. Setelah masuk ke deudenum, isi lambung
akan diemulsikan dengan garam empedu dan getah pankreas yang disekresikan
masing-masing dari empedu dan dari pankreas. Di dalam usus inilah ynag nantinya
akan menguraikan asam lemak yang belum dapat diabsorbsi sehingga nantinya sapat
diabsorbai di lumen usus.
Lipase pankreas mula-mula akan
menyerang hubungan (link) esrer primer triasilgliserol. Lipase pankreas bekerja
pada antarmuka (interface) air minyak droplet lipid yang teremulsi halus dan
terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam usus adanya produk hasil kerja
lipase lingual dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam
getah pankreas), fosfolipid, dan fosfolipase A2 (juga terdapat dalam
getah pankreas).
Kemunculan asam-asam lemak bebas
akibat kerja lipase lingual dan gastrik memfasilitasi hidrolisis oleh lipase
pankreas, khususnya hidrolisis triasilgliserol susu. Fosfolipase A2
dan kolipase disekresikan dalam bentuk–pro dan membutuhkan pengaktifan ikatan
peptida spesifik oleh hidrolisis triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan
pengeluaran pentapeptida dari ujung terminal amino. Pentaamino inilah yang
bekerja sebagai sinyal atas rasa kenyang untuk lipid dan diberi nama enterostatin.
Karena sulitnya ikatan ester
sekunder di dalam triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase pankreas, pencernaan
triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran bagian terminal asam lemak untuk
mrnghasilkan 2-monoasilgliserol. Mengingat bagian asam lemak ini berangkai
melalui suatu ikatan ester sekunder, agar terjadi hidrolisis sempurna,
pengeluarannya memerlukan reaksi isomerasi menjadi ikatan ester primer.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang berjalan cukup lambat, akibatnya
2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama dari pencernaan triasilgliserol dan
hanya seperepmat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol.
3.1.4
Usus Besar
Sisa lemak dan kolesterol
terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan melalui feses.
Saluran Pencernaan
|
Proses Pencernaan
|
1. Mulut
|
Bercampur dengan kelenjar ludah yang mengandung enzim lipase lingual
|
2. Esofagus
|
Tidak ada pencernaan
|
3. Lambung
|
· Lipase lingual memulai hidrolisis terbatas: trigliserida menjadi digliserida
dan asam lemak
• Lemak susu lebih banyak dihidrolisis
• Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam
jumlah terbatas
|
4. Usus Halus
|
• Bahan empedu mengemulsi lemak.
• Lipase dari pangkreas dan dinding usus
halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida,
asam lemak dan gliserol
• Fosfolipase dari pancreas menghidrolisis
fosfolipid menjadi asam lemak dan lisofosfogliserida.
• Kolesterol esterase dari pancreas menghidrolisis
ester kolesterol
|
5. Usus Besar
|
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan
melalui feses
|
Tabel : Proses Pencernaan Lipid
3.2
Penyerapan
Lipid
Hasil
pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk
bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai
panjang (C8-C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi
asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi
trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol,
fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron
(jenis lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan –
jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.
Hasil
Pencernaan Lipid
|
Absorpsi
|
Gliserol
Asam lemak
rantai pendek (C4-6)
Asam lemak
rantai menengah (C8-10)
|
Diserap
langsung ke dalam darah
|
Asam lemak
rantai panjang
Monogliserida
|
Diubah menjadi
trigliserida di dalam sel-sel usus halus
|
Trigliserida
Kolesterol
Fosfolipida
|
Membentuk
kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke dalam darah
|
Tabel : Penyerapan Lipid
3.3 Transportasi Lipid
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel
epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk
trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas
trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke
aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus
dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya
(kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara
aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein
yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh
membentuk empat macam lipoprotein, yaitu
a. Kilomikron
Merupakan
transport lemak dari mukosa usus ke jaringan. Pemecahan dibantu enzim lipase
lipoprotein. kilomikron dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak
selanjutnya masuk ke otot untuk dimanfaatkan energinya atau disimpan dalam
bentuk lemak di jaringan adiposa.
b. VLDL (very low – density
lypoproteins)
Merupakan
transport lemak dari hati ke jaringan. VLDL mengalami pengubahan menjadi LDL.
Asam lemak masuk ke otot dan jaringan adiposa sedangkan gliserol dan LDL
kembali ke hati.
c. LDL (low – density lypoproteins)
Berperan mengangkut kolesterol ke
jaringan perifer.
d. HDL (high – density
lypoproteins)
Merupakan
transport fosfolipid da kolesterol ke hati. HDL adalah lipoprotein yang bersirkulasi secara kontinyu. HDL mengandung
suatu enzim yang mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesterol.
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam
tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke
dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang
belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran
darah.
3.4
Ekskresi
Lipid
Sebagian
besar orang dewasa dapat mencerna dan mengabsorbsi lemak hingga 95%, sisanya,
akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Garam empedu yang sususannya terdiri
dari kolestrol di dalam usus halus dapat diserap oleh jenis serat tertentu yang
selanjutnya akan ikut dikeluarkan melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar
kolestrol darah.
3.5 Utilisasi
Lipid
Fungsi Lemak bagi Tubuh :
• Sebagai komponen dasar
dari membran sel.
• Sebagai sumber energi
yang lebih efektif disbanding karbohidrat dan protein (9:4)
• Menghemat penggunaan
protein sebagai sumber energi.
• Lemak khususnya minyak
nabati mengandung asam-asam lemak esensial, (spt linoleat, lenolenat dan
arakidonat),
• Berperan sebagai
sumber seakligus pelarut/alat angkut bagi vitamin A, D, E dan K.
• Sebagai cadangan
energi,
• Keberadaan simpanan
lemak dapat sebagai pelindung organ penting,
• Keberadaan
lemak bawah kulit melindungi thd perubahan suhu luar mendadak & dari kehilangan
panas yang tidak terduga.
Fungsi Lemak dalam Pangan :
• Media penghantar panas, seperti: minyak goreng,
shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin.
•
Menambah kalori (padat
gizi/energi)
• Memperbaiki tektur dan cita rasa.
• Selama proses
pencernaan, lemak meninggalkan perut lebih lambat dibanding karbohidrat dan
protein sehingga menangguhkan rasa lapar dan menyebabkan rasa puas pada
seseorang.
3.6
Obesitas (Dampak Kandungan Lemak yang berlebih di dalam Tubuh)
Obesitas
adalah keadaan kesehatan dan status gizi dengan akumulasi lemak tubuh
berlebihan disertai risiko kelainan patologis yang multiorgan. Setiap orang
memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpanenergi, sebagai penyekat panas,
penyerap guncangan dan fungsi lainnya.Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh
yang lebih banyak dibandingkanpria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badanadalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 1998, dinyatakan berat badan lebih
bila IMT 25,0–29,9 kg/m2 dan obesitas bila IMT ≥30,0 kg/m2. Hal ini
lebihdirinci sebagai berikut:
1.
obesitas ringan IMT 30,0–34,9
2.
obesitas sedang IMT 35,0–39,9
3.
obesitas berat (morbid) IMT ≥40,0 kg/m2
3.6.1 Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh
a.
Obesitas Tipe Buah Apel
Pada
pria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dandi rongga
perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuh seperti buah apel
(apple type). Karena lemak banyak berkumpul di rongga perut, obesitas tipe buah
apel disebut juga obesitas sentral, karena banyak terdapat pada laki-laki
disebut juga sebagai obesitas tipe android.
b.
Obesitas Tipe Buah Pear
Kelebihan
lemak pada wanita disimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha,
sehingga tubuhberbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak berkumpul dipinggir
tubuh yaitu di pinggul dan paha, obesitas tipe buah pear disebut juga sebagai
obesitas perifer dan karena banyak terdapat padawanita disebut juga sebagai
obesitas tipe perempuan atau obesitas tipe gynoid.
3.6.2 Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a.
Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas
terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaannormal,
tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Obesitas ini biasa terjadi pada
masa anak-anak.
b.
Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitasterjadi
karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkankeadaan normal,tetapi
jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.Obesitas tipe ini terjadi pada
usia dewasa, Upaya untuk menurunkanberat badan lebih mudah dibandingkan tipe
hyperplastik.
c.
Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas
terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukan sel
lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai maksimal dengan
perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang mengalami
hypertropik, obesitas ini dimulai pada anak-anakdan berlangsung terus sampai
dewasa, upaya untuk menurunkan berat badan paling sulit dan resiko tinggi untuk
terjadi komplikasi penyakit.
3.6.3 Gejala Terjadinya Obesitas
Penimbunan
lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara
waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas
bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita
obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan
berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Obesitas
juga dapat meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti, Penyakit
Jantung Koroner, tekanan Darah Tinggi, Diabetes Melitus (tipe 2) Gangguan
Pernapasan Stroke.
3.6.4 Faktor Penyebab Obesitas
Secara
ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang
diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan
pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan
beberapa faktor :
a. Faktor
Makanan
Jika
seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang dibutuhkan
tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika mengkonsumsi makanan
dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan energi akan
disimpan, Sebagai cadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah
diuraikan diatas.
b.
Faktor Keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan
menunjukan bahwa obesitas terjadi karena faktor interaksi gen dan lingkungan.
c.
Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam
tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar tyroid akan mempengaruhi metabolisme
dimana kemampuan menggunakan energi akan berkurang.
d. FaktorPsikologis
Pada beberapa individu akan
makan lebih banyak dari biasa bila merasa diperlukan suatu kebutuhan khusus
untuk keamanan emosional (security food).
e. Gaya
Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat
Kemajuan sosial ekonomi,
teknologi dan informasi yang global telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang
meliputi pola pikir dan sikap, yang terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas
fisik.
f. Pemakaian Obat-Obatan
Efek
samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya obat
kontrasepsi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa, lipid adalah senyawa yang sangat berperan
dalam tubuh. Lipid mempunyai hal-hal yang urgen dalam tubuh manusia untuk
melangsungkan hidupnya. Di dalam melakukan perannya, lipid mengalami beberapa
proses, diantaranya pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas
lemak tidak hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk
kebutuhan pangan. Namun, sejalan dengan itu kelebihan kandungan lemak dalam
tubuh dapat menimbulkan gejala negatif bagi tubuh salah satunya adalah
obesitas. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam tubuh harus diseimbangkan dengan
beberapa alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.
4.2 Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca
agar menjaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Karena ketika
nutrisi yang masuk di dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka akan berdampak
pada tubuh. Selain itu, senantiasa untuk mengontrol berat badan untuk
mengantisipasi gejala obesitas. Ciptakanlah gaya hidup dan pola makan yang
sehat untuk kehidupan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood
Laralee. 2007. Fisiologi Manusia : Dari sel ke sistem. ECG:Jakarta
Murray
K Robbert. 2003. Biokimia Harper. ECG: Jakarta
Slamet
Tarmia. 2013. http://slametarmia.blogspot.com/2013/02/makalah-kebutuhan-dasar-nutrisi.html
Anonim. 2013. http://www.psychologymania.com/2012/10/fungsi-lemak.html
Roni. 2013. http://roni-makalahlipid.blogspot.com/
Anonim. 2013. http://www.scribd.com/doc/43372517/Makalah-Lipid
Wikipedia.
2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Lipid
Wikipedia. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar